Tidak sulit menemukan orang nyinyir, terutama di media sosial. Orang seperti ini tak tahan untuk tidak mengomentari orang lain, dari mulai pakaian hingga kehidupannya. Parahnya, orang yang terbiasa nyinyir masih bisa berkomentar negatif saat melihat orang yang tertimpa musibah. Perilaku ini disinyalir berkaitan dengan gangguan kejiwaan.
Mengenal makna “nyinyir”
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nyinyir artinya mengulang-ngulang perintah atau permintaan – dalam arti kata lain, cerewet. Lain lagi arti kata nyinyir berdasarkan survei dari para pengguna internet, yang artinya suka mengkritik orang lain terus-menerus secara pedas.
Ada pula yang berpendapat bahwa nyinyir adalah sifat orang yang cerewet, banyak mulut, dan gemar bergosip. Jika diamati, nyinyir kira-kira dapat diartikan sebagai sifat seseorang yang gemar memberikan komentar negatif kepada berbagai hal yang dialami atau dimiliki oleh orang lain.
Biasanya komentar negatif itu didasari oleh rasa iri karena ketidakmampuan untuk mengalami atau memiliki hal yang ditampilkan orang lain. Biasanya aktivitas nyinyir ini paling sering terjadi di dunia maya, terutama media sosial.
Salah satu faktor yang mendasari hal itu adalah karena sang pelaku nyinyir tidak bertatap muka langsung dengan orang yang menjadi korban.
Oleh karena itu, pelaku nyinyir pun menjadi lebih “berani” untuk berkomentar pedas dan tidak menyaring apa yang keluar dari mulut atau jarinya tersebut. Lalu, apakah perilaku ini berkaitan dengan gangguan kejiwaan?
Hubungan nyinyir dengan gangguan kejiwaan
Setiap orang tentunya pernah merasa iri kepada orang lain. Iri terhadap kesuksesannya, karena ia memiliki keluarga yang utuh dan bahagia, memiliki kekayaan dan uang yang banyak, karena orang tersebut cantik atau tampan, dan banyak hal lain yang dapat menjadi alasan seseorang iri terhadap orang lain.
Iri adalah perasaan manusawi yang wajar dimiliki oleh setiap manusia. Namun yang menjadi masalah adalah, sampai di mana Anda dapat mengendalikan perasaan iri tersebut. Ada orang yang menjadikan rasa iri tersebut sebagai hal positif untuk memotivasi diri.
Namun sebaliknya, ada pula orang yang malah semakin mengembangkan rasa iri hati tersebut menjadi hal-hal negatif yang sebenarnya tidak berfaedah, misalnya selalu mengkritik dan menjelek-jelekkan orang di media sosial.
Akibatnya, lama-kelamaan orang tersebut hanya dipenuhi oleh hal-hal negatif dan semakin sulit untuk melihat hal-hal yang positif. Ia tidak bisa lagi turut berbahagia atas kesuksesan dan kebahagiaan orang lain. Sebaliknya, ia selalu berusaha untuk mencari hal-hal negatif dan keburukan dari orang lain.
Namun sebenarnya, nyinyir bukanlah suatu gangguan kejiwaan, melainkan murni variasi dari sifat manusia. Tapi, nyinyir bisa jadi merupakan salah satu sifat dari orang yang mengalami gangguan kejiwaan seperti gangguan kepribadian (personality disorder) atau bipolar.
Jangan dibiarkan berlarut-larut
Apabila Anda termasuk orang yang mudah nyinyir, mulailah berubah dari sekarang. Jangan biarkan sifat nyinyir tersebut hinggap berlarut-larut dalam diri Anda. Bersihkan aura negatif dari dalam diri, dan masukkan semua hal positif ke dalam diri Anda.
Bersyukurlah atas segala hal yang Anda miliki, yang paling sederhana sekalipun. Berhentilah membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Daripada mengomentari orang lain, lebih baik Anda mencari kesibukan yang bersifat positif, misalnya dengan mengikuti komunitas yang sesuai hobi atau bergabung di kegiatan sosial. Aktivitas ini dapat mengalihkan pikiran negatif Anda dan tentunya membuat hidup Anda menjadi lebih bahagia.
Kebiasaan nyinyir ternyata bukanlah bentuk dari gangguan kejiwaan. Meski demikian, orang yang mengidap gangguan kepribadian atau bipolar kerap melakukannya. Nah, bila Anda sering nyinyir dan sulit mengendalikannya, cobalah untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Sumber: klikdokter.com
Posting Komentar