TEGAL - Sebanyak 300 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal Jawa Tengah, mengundurkan diri dari program bantuan sosial tersebut.
Mereka mundur karena malu rumahnya dipasangi label “Keluarga Miskin atau Sangat Miskin Penerima Bantuan BPPNT – PKH “YAA ALLAH Sejahterakanlah saudara kami yang miskin ini. Tapi apabila mereka berpura pura miskin Maka Azabmu sangatlah Pedih”. Dengan terpapangnya tulisan tersebut, penerima BPNT-PKH tersebut mengaku malu jika dilabeli sebagai penduduk miskin. “Rumahnya sudah bagus-bagus, sudah mampu. Sehingga malu kalau dinyatakan miskin,” ucap Korcam Lebakaiu Pendamping PKH Kecamatan Lebaksiu Heri Budianto.,
Pendamping yang akrab dipanggil Heri (34 ) tersebut mengatakan, pihaknya sebelumnya telah melakukan sosialisasi mengenai wacana penyemprotan label “Keluarga Miskin” di dinding depan rumah penerima bantuan PKH. Tulisan lengkap label tersebut adalah “Keluarga Miskin Penerima Bantuan BPNT – PKH. “
“Proses labelisasi kami jalankan pada 1- 5 Juni 2019,” tutur dia.
Untuk sementara ada 300 penerima manfaat menyatakan mundur. Dari 12 desa, 3021 KPM, sekarang masih berjalan penyemprotan 3 desai. Kalau di kecamatan Lebaksiu dari 15 denda yang ada. Jumlah semua ada 3558 KPM.
“Kakau di hitung kasarnya baru 300 KPM menyatakan mundur dari 12 desa, masih tiga desa lagi yang sedang melaksanakan penyemprotan atau dilabelin dan kemungkinan bertambah. Kebanyakan Malu rumahnya disemprot rumah tangga miskin dan akhirnya mengudurkan diri,” ujar dia.
Jika ingin keluar dari program PKH, penerima manfaat harus mundur atas kemauan sendiri. Bisa juga dikeluarkan dari daftar penerima melalui mekanisme Musyawarah Desa (Musydes). “Kalau desa memberikan surat keterangan, kami siap mengajukan pengunduran dirinya,” tegas dia.
Untuk sekarang, yang sudah dilabelin atau disemprot ada 12 Desa di Kecamatan Lebaksiu. Di antaranya Balaradin, Dukuhdamu, Dukuhlo, Jatimulya, Kajen, Kambangan, Kesuben, Lebakgowah, Lebaksiu Lor, Pendawa, Slarang kidul, Yamansari. Dan tiga desa lainnya sedang berjalan penyemprotan atau dilabelin.
Sementara itu Chusni Ahmad, TKSK kecamatan Lebaksiu mengatakan, penyemprotan dinding rumah denga tulisan rumah tangga miskin untuk memberi penanda bahwa rumah tangga tersebut mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
Dari hasil penanda KPM penerima bansos ini, informasi rumah tangga penerima bansos akan diperbaiki sesuai kondisi termutakhirkan melalui aplikasi SIKS-NG yang desa sudah menguasai. Dan sekaligus desa akan mengupdate (memperbaiki), mengusulkan rumah tangga miskin di basis data terpadu (DTPPFM) melalui SIKS-NG dengan data yang lebih tepat sasaran sesuai kondisi termutakhirkan.
“Dengan dilabeli atau di semprot, kedepannya dicapai penerima manfaat (KPM) yang tepat sasaran dengan informasi data yang termutakhirkan.”
Sumber: panturapost.com
Posting Komentar